Senin, 26 September 2011

Paralympic

Paralympic adalah hasil sebuah kerja panjang yang sudah dimulai sejak 1948 oleh Sir Ludwig Guttman, anggota Organisasi Kompetisi Olahraga Dunia yang juga veteran Perang Dunia II. Impiannya untuk menyelenggarakan Paralympic terwujud pada 1960, dengan diselenggarakannya Paralympic pertama kali di Roma. Namun, baru pada 1976 terjadi penambahan cabang kejuaraan bagi penyandang cacat dan diselenggarakan Olimpiade penyandang cacat musim panas, yang bertempat di Swedia.
Adapun cabang yang dipertandingkan antara lain adalah panahan, atletik, basket, sepak bola, sepeda, berkuda, anggar, judo, angkat berat, berlayar, tenis meja, tenis, renang, dan voli. Setiap cabang olahraga punya kategori tingkat kecacatan. Namun, umumnya, pertandingan cabang tersebut diikuti penyandang cacat tubuh yang tidak dapat melaksanakan fungsi tubuh secara baik, seperti yang mengalami amputasi atau kehilangan pergelangan kaki dan tangan. Kategori ini memiliki jumlah peserta terbanyak, seperti pada cabang atletik, tenis, voli, renang, angkat besi, menembak, dan panahan.
Kategori lainnya adalah penyandang cacat yang diakibatkan ketidakmampuan fungsi otak yang melumpuhkan anggota tubuh. Mereka adalah para pemakai kursi roda. Cabang olahraga seperti basket (dengan kursi roda), rugby, panahan, anggar, tenis, dan voli termasuk kategori ini.
Yang tak kalah penting adalah kategori intelektualitas penyandang cacat tubuh. Yang masuk kategori ini adalah atlet yang punya keterbatasan inteligensi, atau IQ 70, yang mengakibatkan keterbatasan komunikasi. Kategori ini pun meliputi ketidakmampuan sosial yang mengganggu aktivitas normalnya. Olahraga basket, bola gawang, sepak bola, dan voli termasuk kategori ini. Yang tak kalah penting adanya penggolongan berdasarkan tingkat kecacatan. Misalnya, B1 untuk atlet buta total, B2 untuk atlet yang mengalami penglihatan terbatas, dan B3 untuk penglihatan kurang.
Di Olimpiade ini, perolehan medali emas terbanyak dipegang Australia, dengan 149 medali. Menyusul di belakang tuan rumah adalah Inggris, Spanyol, Kanada, dan Amerika Serikat. Beberapa atlet penyandang cacat yang mencuat di Olimpiade ini antara lain adalah Paola Fantato, pemanah tunggal putri asal Italia, yang mengantongi medali emas. Dari Amerika Serikat, atlet sepeda Neal Thomas menjadi pujaan penonton.
Sementara itu, tuan rumah Australia memiliki David Hall, petenis tunggal yang menggunakan kursi roda. Lewat ayunan raketnya, Hall tercatat sebagai petenis pertama peraih medali emas dari Negeri Kanguru. Perenang belia Siobhan Paton dari Australia sangat dielu-elukan pada cabang renang. Maklum, perenang berusia 17 tahun ini termasuk penyumbang emas yang berhasil mengumpulkan poin kemenangan.
Sayangnya, di balik sederetan prestasi, kasus doping terjadi juga di arena ini. Michael Ridding, pejabat medis Komite Paralympic Internasional (IPC), mengumumkan bahwa empat atlet angkat besi dari beberapa negara diskors karena kedapatan mengonsumsi doping.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya :)