Paralympic adalah hasil sebuah kerja panjang yang sudah dimulai sejak
1948 oleh Sir Ludwig Guttman, anggota Organisasi Kompetisi Olahraga
Dunia yang juga veteran Perang Dunia II. Impiannya untuk
menyelenggarakan Paralympic terwujud pada 1960, dengan
diselenggarakannya Paralympic pertama kali di Roma. Namun, baru pada
1976 terjadi penambahan cabang kejuaraan bagi penyandang cacat dan
diselenggarakan Olimpiade penyandang cacat musim panas, yang bertempat
di Swedia.
Adapun cabang yang dipertandingkan antara lain adalah panahan,
atletik, basket, sepak bola, sepeda, berkuda, anggar, judo, angkat
berat, berlayar, tenis meja, tenis, renang, dan voli. Setiap cabang
olahraga punya kategori tingkat kecacatan. Namun, umumnya, pertandingan
cabang tersebut diikuti penyandang cacat tubuh yang tidak dapat
melaksanakan fungsi tubuh secara baik, seperti yang mengalami amputasi
atau kehilangan pergelangan kaki dan tangan. Kategori ini memiliki
jumlah peserta terbanyak, seperti pada cabang atletik, tenis, voli,
renang, angkat besi, menembak, dan panahan.
Kategori lainnya adalah penyandang cacat yang diakibatkan
ketidakmampuan fungsi otak yang melumpuhkan anggota tubuh. Mereka adalah
para pemakai kursi roda. Cabang olahraga seperti basket (dengan kursi
roda), rugby, panahan, anggar, tenis, dan voli termasuk kategori ini.
Yang tak kalah penting adalah kategori intelektualitas penyandang
cacat tubuh. Yang masuk kategori ini adalah atlet yang punya
keterbatasan inteligensi, atau IQ 70, yang mengakibatkan keterbatasan
komunikasi. Kategori ini pun meliputi ketidakmampuan sosial yang
mengganggu aktivitas normalnya. Olahraga basket, bola gawang, sepak
bola, dan voli termasuk kategori ini. Yang tak kalah penting adanya
penggolongan berdasarkan tingkat kecacatan. Misalnya, B1 untuk atlet
buta total, B2 untuk atlet yang mengalami penglihatan terbatas, dan B3
untuk penglihatan kurang.
Di Olimpiade ini, perolehan medali emas terbanyak dipegang
Australia, dengan 149 medali. Menyusul di belakang tuan rumah adalah
Inggris, Spanyol, Kanada, dan Amerika Serikat. Beberapa atlet penyandang
cacat yang mencuat di Olimpiade ini antara lain adalah Paola Fantato,
pemanah tunggal putri asal Italia, yang mengantongi medali emas. Dari
Amerika Serikat, atlet sepeda Neal Thomas menjadi pujaan penonton.
Sementara itu, tuan rumah Australia memiliki David Hall, petenis
tunggal yang menggunakan kursi roda. Lewat ayunan raketnya, Hall
tercatat sebagai petenis pertama peraih medali emas dari Negeri Kanguru.
Perenang belia Siobhan Paton dari Australia sangat dielu-elukan pada
cabang renang. Maklum, perenang berusia 17 tahun ini termasuk penyumbang
emas yang berhasil mengumpulkan poin kemenangan.
Sayangnya, di balik sederetan prestasi, kasus doping terjadi juga
di arena ini. Michael Ridding, pejabat medis Komite Paralympic
Internasional (IPC), mengumumkan bahwa empat atlet angkat besi dari
beberapa negara diskors karena kedapatan mengonsumsi doping.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya :)